Suatu saat mungkin kalian akan tau, bagaimana sulitnya menjadi aku.
sangat sulit untuk mengutarakan apa yang ada dihati.
Aku kesulitan menghadapi orang-orang, karena aku tidak bisa menjadi apa yang mereka harapkan dan inginkan dariku.
Aku juga merasa kesulitan, saat orang lain berkata padaku "tidak apa-apa, tetaplah menjadi diri sendiri." Namun saat aku menjadi diri sendiri, lagi-lagi aku harus terpaksa "ber-palsu" ria. Mereka tidak terima dengan diriku ketika aku menjadi diriku sendiri.
Saat aku bersikap palsu, mereka kembali mengatakan "tidak perlu menjadi orang lain, jadilah diri sendiri."
Mau lu apa sih? Aelah!
Taukah kalian, saat aku menjadi palsu, aku sangat benci pada diriku sendiri. Aku mengutuki diri kenapa aku harus mengikuti kemauan orang-orang? Tapi, jika aku tak mengikuti kemauan mereka, tak ada orang yang mau menerima sikap "menjadi diriku sendiri" ini.
Aku benar-benar kesulitan!
Aku benar-benar tidak mampu mengimbangi langkah orang-orang, aku tidak mampu mengikuti langkah mereka, aku tidak mampu berjalan dibelakang mereka, namun aku juga tidak mampu berjalan didepan mereka.
Aku tidak bisa mengimbangi langkah, mengikuti langkah, berjalan ke depan, bahkan aku tidak bisa menjadi diriku sendiri. Karena diluar sana, sangat banyak orang yang hanya mampu mengomentari ketika aku menjadi diriku sendiri atau ketika aku bersikap palsu.
Ada banyak pertanyaan ketika aku berurusan dengan orang-orang. Aku juga dituntut untuk mampu menyenangkan orang lain, meskipun aku tidak nyaman!
Kenapa sih orang-orang marah dan ga terima kalau orang lain mengatakan yang sebenarnya?
Kenapa sih orang-orang lebih senang dibohongin daripada harus mendengar hal yang sebenarnya?
Terus, kalau tau itu bohong, kenapa sih orang-orang malah marah dan bilang "harusnya kamu mengatakan yang sebenarnya!".
Oh hello!
What the hell?
Kalian benar-benar rumit!
Aku tau, semua orang ga suka dengerin kabar buruk, terutama tentang dirinya. Tapi bagiku yang sok realistis, lebih baik mendengarkan hal buruk meskipun pahit daripada harus dibuai dengan manis dan sejuknya angin kebohongan.
Klise bukan?
Inilah yang membuat orang lain ga setuju dan sependapat denganku. Inilah yang menjadi asal muasal kenapa aku harus bersikap palsu.
Herannya, orang-orang ga suka kalau ada orang lain yang bersikap palsu padanya, padahal dia sendiri sebenarnya adalah sebuah kepalsuan. Ya, itu aku!
Kenapa harus serumit ini?
Mungkin ini lebay, namun suatu saat mungkin kalian akan tau, bagaimana sulitnya menjadi aku!