Bukan siapa-siapa

4 golongan manusia ketika tertimpa musibah



1. Bersyukur 

Bersyukur? Masa iya? Kan lagi dapat musibah?
"Iman ada dua bagian, yang pertama sabar, yang kedua syukur." (H.R. Baihaqi)
Barangsiapa yg bersyukur ketika mendapat musibah, itu adalah tanda2 orang yang beriman.
Bersyukur ketika mendapatkan musibah ialah sama halnya berpikiran positif terhadap sesuatu yang diberikan oleh Allah. Misalnya, kita sakit gigi, susah mengunyah makanan, nilai anjlok gara-gara ga ikutan nyontek, dan sebagainya.
Maka bersyukurlah penyakit yg kita dapatkan tidaklah separah sakit yg dirasakan oleh saudara2 kita yg lain, nilai anjlok gara-gara ga ikutan nyontek atau bahkan sama-sama nyontek tapi dapat nilai yg paling jelek. Don't worry, Allah sedang menunjukkan kepada kita bahwa kita harus berusaha sendiri dan lebih giat lagi.
Jadi, bersyukur apabila mendapatkan musibah terdiri dari 2 cara,
• yang pertama, apabila mendapatkan musibah lihatlah ke bawah, masih ada orang yg lebih berat musibah yg dialami dari pada kita, maka bersyukurlah...
• yang kedua, apabila mendapatkan musibah lihatlah ke atas, mungkin ada sesuatu yg disiapkan oleh Allah untuk kita, maka bersyukurlah...
"sesungguhnya skenario Allah adalah skenario terindah"

2. Sabar 

Mengucapkan kata sabar memang sangat mudah apalagi menyuruh orang untuk bersabar. Namun pada aplikasinya, sabar sangat sulit untuk dilakukan, terutama saat marah dan tertimpa musibah.
Saat tertimpa musibah, tidak sedikit orang yg mengeluh, tdk terima dengan keadaannya.
"Seorang hamba harus percaya bahwa Allah pasti akan mengganti suatu musibah yang diterima dengan kenikmatan yang sama atau yang lebih baik dan menyimpannya sebagai tabungan untuknya, jika dia sabar dan Allah menghendaki, pasti balasannya akan lebih baik berlipat kali dari pada musibah tersebut." (Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah)
Sabar adalah ilmu tingkat tinggi yang harus kita kuasai, belajarnya setiap hari, praktiknya langsung ada walau sekali dalam sehari.
Sabar, tak semua orang mampu miliki, termasuk diri ini.
Tapi mulai hari ini, mari sama2 kita pelajari, agar tak mudah sakit hati. 

3. Ridho

Ridho adalah menerima suatu perkara dengan lapang dada tanpa merasa kecewa ataupun tertekan, menerima semua kejadian yang menimpa dirinya dengan lapang dada, menghadapinya dengan tabah, tidak merasa kesal dan tidak berputus asa.
Orang yang ridho adalah ia yang mempercayai segala sesuatu yang dialaminya, baik suka maupun duka adalah sesuatu yang telah digariskan oleh Allah, sesuatu yang direncanakan oleh Allah untuk dirinya.
Ia tidak akan kecewa atas apa yang telah diberikan oleh Allah. Saat mendapatkan musibah pun, ia tetap akan memuji Allah. Just because, ia tahu skenario Allah lebih baik daripada skenario manusia.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Ridho juga hampir sama dengan sabar, sama-sama mudah pengucapannya namun sulit untuk dikerjakan.
Namun, seseorang yang ridho sudah pasti dia telah bersabar. Telah lapang dadanya menerima semua cobaan dan musibah yang menimpanya.

4. Marah
"Sesungguhnya Allah Azza Wajalla ketika mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa yang sabar, maka berhak mendapatkan (pahala) kesabarannya. Dan barangsiapa marah, maka dia pun berhak mendapatkan (dosa) dari kemarahannya." (H.R. Ahmad)
Jadi, apabila kita mendapatkan musibah, jangan mengeluh, jangan pula marah. Kita bisa mengambil hikmah dibalik semua yang telah menimpa. Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan hambanya. Kita jangan sampai menyalahkan takdir, karena Allah tahu yang terbaik untuk kita.
Sabar, syukur, dan ridho adalah cara terbaik yang harus kita lakukan ketika tertimpa musibah.

No comments:

Post a Comment