Bukan siapa-siapa

Showing posts with label Matematika. Show all posts
Showing posts with label Matematika. Show all posts

GEOMETRI DALAM PERSPEKTIF ARABESQUE



Matematika memiliki banyak peran dalam kehidupan kita sehari-hari, salah satu cabang dari ilmu matematika adalah geometri. Ilmu Geometri secara harfiah berarti pengukuran tentang bumi, yakni ilmu yang mempelajari hubungan di dalam ruang. Ilmu geometri mencakup tentang titik, garis, sudut, bidang dan lain sebagainya. Geometri tidak hanya digunakan untuk memecahkan masalah struktural, tetapi juga dapat menyelesaikan desain dari berbagai struktur dalam gaya arsitektur serta kesenian Islam (Ahmad Panahi : 2012). Oleh karena itu, geometri memiliki peran besar dalam kesenian Islam. Karena didalam perkembangan peradaban islam bisa kita jumpai banyak aplikasi-aplikasi dari konsep geometri pada bidang kesenian islam.

Dalam kesenian Islam, Islam memiliki warisan yang kaya akan penggabungan unsur geometri pada gaya arsitektur (Raymond Tennant : 2009). Hal ini nampak bahwa corak arsitektur Islam berbeda dengan arsitektur lainya. Arsiterktur Islam lebih menggunakan pola-pola berbentuk garis, lingkaran dan pola geometri lainnya yang tersusun membentuk satu-kesatuan yang mengandung makna spiritualis dan memiliki nilai estetika atau keindahan tingkat tinggi.

Dengan menggunakan konsep geometri pada matematika, arsitektur Islam telah menghasilkan suatu keindahan dan kesempurnaan tingkat tinggi (Ahmad Panahi: 2012). Salah satu dari cabang kesenian Islam yang memililki keindahan serta kesempurnaan tingkat tinggi adalah Arabesque.

A.  Pengertian Geometri
Geometri berasal dari bahasa Yunani yaitu geo yang artinya bumi dan metro yang artinya mengukur. Geometri adalah cabang Matematika yang pertama kali diperkenalkan oleh Thales (624-547 SM) yang berkenaan dengan relasi ruang. Alders (1961) menyatakan bahwa “geometri adalah salah satu cabang Matematika yang mempelajari tentang titik, garis, bidang dan benda-benda ruang beserta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya, dan hubungannya antara yang satu dengan yang lain”(dalam Dedy Iswanto: 2012). Geometri merupakan cabang matematika yang tidak mengutamakan hubungan antar bilangan, meskipun ia menggunakan bilangan. Tetapi geometri mempelajari hubungan antara titik-titik, garis-garis, sudut-sudut, bidang-bidang serta bangun datar dan bangun ruang (Susanah dan Hartono: 2009). Jadi dapat disimpulkan bahwa geometri adalah salah satu cabang Matematika yang mempelajari tentang titik, garis, bentuk, ruang, komposisi beserta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungan antara yang satu dengan yang lain.

Geometri yang merupakan salah satu cabang dari matematika tidak lahir dan muncul secara begitu saja. Banyak ide, konsep, serta gagasan dari para ilmuan yang mencetuskan munculnya ilmu ini, tak terkecuali ilmuan muslim, karena dalam perkembangannya cikal bakal matematika berawal dari para ilmuan muslim. Terutama pada masa abad pertengahan dimana banyak ilmuan-ilmuan muslim yang mengkaji tentang keilmuan ini. Ilmuwan muslim yang menjadi pengembang geometri diantaranya adalah Abu Nasr, Al-Khawarizmi, Thabit Ibn Qurra dan  Ibnu al-Haitham.

Pencapaian peradaban Islam di era keemasan dalam bidang geometri sungguh sangat menakjubkan. Betapa tidak, para peneliti di Amerika Serikat (AS) menemukan fakta bahwa di abad ke-15 M, para cendekiawan Muslim telah menggunakan pola geometris mirip kristal. Keindahan geometri sebagai system deduktif menimbulkan inspirasi bagi orang untuk mengorganisasikan ide-ide yang sama dalam bidang lain. Disamping itu pelajaran geometri sangat berharga karena luasnya aplikasi ke subyek-subyek lain dalam kehidupan sehari-hari (Susanah dan Hartono: 2009).

B. Pengertian Arabesque
Arabesque adalah salah satu corak artistik yang dalam penerapannya menggunakan konsep pengulangan bentuk geometri dan memiliki kombinasi pola yang fantastic (Murat Cetin dan M.Arif Kamal : 2001). Arabesque memiliki pola geometri non-linier. Arabesque dapat dianggap sebagai seni dan ilmu pengetahuan. Seni tersebut pada saat yang sama memiliki keakuratan jika diukur secara matematis, dan terlihat indah dari sudut pandang estetika.

Ada dua mode dalam Arabesque (Murat Cetin dan M.Arif Kamal : 2001). Pertama adalah prinsip-prinsip yang mengatur tatanan dunia. Prinsip-prinsip ini mencakup dasar-dasar pembuatan obyek secara struktural dan pengembangannya. Misalnya, persegi, dengan empat sama sisi, merupakan simbol dari unsur-unsur yang secara analogis memiliki makna yang terkait dengan keadaan alam misalnya bumi, udara, api, dan air. Dimana keempat elemen tersebut memiliki keseimbangan sistem dan saling terkait satu sama lain. 

Tanpa salah satu dari empat elemen tersebut maka akan terjadi ketidakseimbangan didalam komponennya. Hal ini seperti yang terkandung didalam sebuah persegi, dimana keempat sisinya sama panjang dan diantara keempat sisinya tersebut memiliki keseimbangan antara yang satu dengan yang lainnya. Mode kedua berdasarkan aliran alami dari pola-pola tanaman. Mode ini bercorak tentang seni geometris yang menggambarkan bentuk pola tanaman dan memiliki makna spiritual.

C. Penggunaan Konsep Geometri dalam Arabesque

Kesenian Islam mempunyai hubungan erat antara lingkungan, masyarakat dan Sang Pencipta. Meskipun tak ada aturan-aturan baku dalam pembuatan kesenian Islam, akan tetapi didalam kesenian Islam tampak adanya hubungan geometri yang kompleks, hirarki antara bentuk, ornamen, serta simbolisasi nilai-nilai spiritul yang begitu dalam. Hubungan geometri yang kompleks dalam gaya arsitektur Islam tersebut merupakan ciri khas dari Arabesque. Proses pemilihan bentuk pola geometri yang diterapkan pada Arabesque didasari oleh pandangan islam terhadap dunia. Gaya arabesque tampaknya merupakan hasil dari perlakuan artistik yang fantastis dan terorganisasi secara bebas, namun gaya ini sebenarnya didasarkan pada logika matematika yang sangat kompleks yang diungkapkan melalui bentuk abstrak (Murat Cetin dan M. Arif Kamal: 2001).

Bentuk yang kompleks serta susunan yang abstrak tersebut memiliki pola yang yang tersusun secara artistik sehingga mampu menghasilkan suatu karya seni yang memiliki nilai estetika dimana didalamnya terkandung konsep matematika sehingga tak sedikit hasil karya arabesque yang memiliki pola atau bentuk yang abstrak. Arabesque terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: Pola geometris (geometric patterns) dan Motif flora ( tumbuhan )

1.      Pola geometris
Bentuk dasar dalam pembuatan ornamen adalah lingkaran yang dikombinasikan dengan persegi dan lingkaran yang dikombinasikan dengan segitiga. Pola geometri yang menggabungkan lingkaran dan persegi, disebut dengan sistem proporsi akar 2, karena pada pola ini menggunakan ratio perbandingan sisi persegi dengan diagonal persegi yaitu 1:√2. Sedangkan pola geometri yang menggabungkan lingkaran dan segitiga disebut dengan sistem proporsi akar 3, karena pada pola ini menggunakan ratio perbandingan setengah alas dengan tinggi yang membagi dua segitiga sama sisi.
Dari kedua sistem proporsi tersebut, dapat dilanjutkan dengan metode rotasi dan juga perpotongan garis. Selanjutnya didapatkan garisgaris imajiner yang dihasilkan dari rotasi obyek dan perpotongan garis yang menyentuhnya. Pada garis-garis imajiner itulah dibuatlah sebuah garis yang membentuk pola yang nantinya dapat diulang secara vertikal dan horisontal.

Sistem proporsi akar 2
Untuk membuat garis imajiner pada sistem proporsi akar 2, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membuat lingkaran dan membuat garis tegak lurus yang membagi lingkaran menjadi 4 bagian. Garis pembagi tersebut apabila bertemu dengan lingkaran akan terbentuk 4 titik. temu Selanjutnya dibuat empat lingkaran dengan radius yang sama dengan pusat lingkaran pada keempat titik temu tersebut. Dari perpotongan lingkaran-lingkaran tersebut akan didapatkan titik temu yang lain dan apabila dihubungkan akan didapatkan persegi di luar lingkaran dan garis diagonal.


Selanjutnya untuk membuat garis imajiner baru dapat dihasilkan dari titik-titik hasil perpotongan lingkaran, persegi, dan garis diagonal. Pada garis-garis imajiner itulah dimulai sebuah pola yang selanjutnya diulang secara vertikal dan horisontal. Pola pengulangan pada sistem proporsi ini adalah dengan mendekatkan persegi di luar lingkaran dengan persegi di luar lingkaran berikutnya.


Sistem proporsi akar 3
Untuk pembuatan garis imajiner pada sistem proporsi akar 3, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membuat lingkaran dan membuat garis lurus yang membagi lingkaran menjadi 2 bagian. Selanjutnya dibuat lingkaran dengan pusat lingkaran pada kedua titik tersebut. Dari pertemuan kedua titik tersebut ditarik garis sehingga terbentuk dua segitiga sama sisi dan atau hexagonal di dalam lingkaran.


Dari garis-garis imajiner tersebut dapat dimulai sebuah pola dan dilakukan dengan pengulangan dengan cara mendekatkan modul-modul hexagonal. Berbeda dengan pengulangan pada sistem proporsi akar 2 yang dapat dilakukan secara linear baik horisontal maupun vertikal, karena pada sistem proporsi akar 2 memiliki bentuk persegi yang memiliki dua diagonal yang sama. 
Apabila pada sistem proporsi akar 3 dipaksakan untuk pengulangan secara linear, seperti yang terjdai pada sistem proporsi akan 2, maka akan dihasilkan motif yang gagal. Karena terdapat ruang yang kosong diantaranya.



2. Motif tumbuhan (vegetal form)
Penggambaran Ragam hias flora  dalam seni ornamen dilakukan dengan berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan senimannya, demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan obyek/inspirasi juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam, sosial, dan kepercayaan pada waktu tertentu) tempat motif tersebut diciptakan. Motif tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang dapat dikenali dari jenis dan bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang diubah/distilisasi, karena telah diubah dan jauh dari bentuk aslinya. Bentuknya ada yang berupa akar, daun, bunga, biji, tunas, buah, ranting, atau pohonnya. 

Dari uraian yang disebutkan di atas, yang meliputi langkah-langkah mendesain ornamen, dapat ditarik benang merah bahwa geometri yang merupakan bagian dari ilmu matematika memiliki andil yang besar dalam kesenian dan arsitektur.

Berikut beberapa contoh arabesque yang ada di negara Uzbekistan.
Gambar terkait


Gambar terkait

Hasil gambar untuk uzbekistan

Gambar terkait

Hasil gambar untuk uzbekistan


Gambar terkait


Sekian dan Aura kasih :)

PENGERTIAN POLA BILANGAN DAN JENIS-JENIS POLA BILANGAN

Nuu kali ini mulai keliatan serius ya blognya, tapi ga serius-serius amat sih. Nah hari ini saya mau share buat teman-teman semua kali aja ada yang membutuhkan. Sebenarnya materi ini "salah satu" materi yang saya ajukan untuk penelitian skripsi, tapi karena sesuatu dan lain hal kagak jadi hayati penelitian pake materi ini. Sedih sih iya, tapi life must going on, iya toh?
Nah, dari pada mubazir ni, hayati udah ngumpulin, ngeringkas, ngeprint dan sebagainya untuk bahan penelitian yang kagak jadi, mending hayati bagiin aja di mari. Ashiaap, nah ini untuk materinya aja dulu, untuk contoh soalnya dan Mind Mapping-nya nyusul yesss. Stay tuned!

Hasil gambar untuk pola bilangan dalam kehidupan sehari-hari

Pengertian Pola Bilangan

Pola dapat diartikan sebagai sebuah susunan yang mempunyai bentuk teratur dari bentuk yang satu ke bentuk berikutnya. Sedangkan bilangan adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan kuantitas (banyak, sedikit) dan ukuran (berat, ringan, panjang, pendek, luas) suatu objek. Bilangan ditunjukkan dengan suatu tanda atau lambang yang disebut angka. 
Sehingga pola bilangan dapat diartikan sebagai susunan angka-angka yang mempunyai bentuk teratur dari bentuk yang satu ke bentuk berikutnya. 


Jenis-jenis Pola Bilangan

1. Pola Garis Lurus
Penulisan bilangan yang mengikuti pola garis lurus merupakan pola bilangan yang paling sederhana. Suatu bilangan hanya digambarkan dengan noktah yang mengikuti pola garis lurus. Misalnya
o o           mewakili bilangan dua
o o o        mewakili bilangan tiga
o o o o     mewakili bilangan empat, dan seterusnya
2. Pola  Bilangan Ganjil
Bilangan ganjil adalah bilangan asli yang tidak habis dibagi 2. Bilangan ganjil diawali dengan bilangan 1 dan bilangan selanjutnya memiliki selisih 2 dengan bilangan sebelumnya. 
•  Pola bilangan ganjil memiliki pola 1, 3, 5, 7, 9 ….
•  Barisan bilangan ganjil adalah 1,3, 5, 7, 9, …
•  Deret bilangan ganjil adalah 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + ….
•  Rumus mencari suku ke ke-n adalah Un = 2n – 1, Dengan: Un = suku yang ditanya, n = angka ke
   berapa?,
•  Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah Sn = n2, dengan Sn = jumlah bilangan sebanyak n
   buah.
•  Berikut adalah gambar pola dari bilangan ganjil

Hasil gambar untuk pola bilangan ganjil

Contoh:
1 , 3 , 5 , 7 , . . . , ke 10.
Berapakah pola bilangan ganjil ke 10 ?
Jawab :
Un = 2n – 1
U10 = 2 . 10 – 1
        = 20 – 1   = 19
3. Pola  Bilangan Genap
Bilangan genap adalah bilangan asli yang habis dibagi 2. Bilangan genap diawali dengan bilangan 2 dan bilangan selanjutnya memiliki selisih 2 dengan bilangan sebelumnya. 
Pola bilangan genap adalah 2, 4, 6, 8, 10, …..
Barisan bilangan genap adalah 2, 4, 6, 8, 10, ….
Deret bilangan genap adalah 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + …..
Rumus untuk mencari suku ke-n adalah Un = 2n
Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah Sn = n2 + n
Gambar pola bilangan genap adalah sebagai berikut


Gambar terkait

Contoh:
Dari barisan bilangan berikut. 2,4,6...
a) Tentukan angka suku ke 325. 
b) 840 merupakan suku (angka ke)...
c) Tentukan jumlah 21 suku pertama.
Penyelesaian:
a) n = 325. 
Un = 2n  = 2(325).   
Un = 650
b) Un =840. 
Un = 2n =840.   n = 420.        c) n= 21.  Sn = n2 + n = n2 + n = 212 + 21= 462.

4. Pola Bilangan Persegi
Pola bilangan persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, …..
Barisan bilangan persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, …..
Deret bilangan persegi adalah 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + ……
Rumus mencari suku ke-n adalah Un = n2
Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah Sn = 1/6 n ( n + 1 ) ( 2n + 1 )
Gambar pola bilangan persegi adalah sebagai berikut
Hasil gambar untuk pola bilangan ganjil
5. Pola bilangan segitiga
Pola bilangan segitiga adalah 1, 3, 6, 10, 15, 21, …..
Barisan bilangan segitiga adalah 1, 3, 6, 10, 15, 21, …..
Deret bilangan segitiga adalah 1 + 3 + 6 + 10 + 15 + 21 + …..
Rumus mencari suku ke-n adalah Un = ½ n (n + 1 )
Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah Sn = 1/6 n ( n + 1 ) ( n + 2 )
Gambar pola bilangan segitiga adalah sebagai berikut
Gambar terkait
6. Pola bilangan persegi panjang
Pola bilangan persegi panjang adalah 2, 6, 12, 20, 30, ……
Barisan bilangan persegi panjang adalah 2, 6, 12, 20, 30, ……
Deret bilangan persegi panjang adalah 2 + 6 + 12 + 20 + 30 + …..
Rumus mencari suku ke-n adalah Un = n ( n + 1 )
Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah Sn = 1/3 n ( n + 1 ) ( n + 2 )
Gambar pola bilangan persegi panjang adalah sebagai berikut
 Gambar terkait
7. Pola Bilangan Kubus
Pola kubus terbentuk dari bilangan kubik Un = n3.
Barisan: 1, 8, 27, 64, 125, 216, …
Deret: 1 + 8 + 27 + 64 + 125 + 216 + …
Rumus Suku ke-n: Un = n³
Jumlah n suku pertama: Sn = 1/4 n² ( n + 1 )²
Hasil gambar untuk pola bilangan kubus

8. Pola bilangan segitiga Pascal
Adapun aturan-aturan untuk membuat pola segitiga Pascal adalah sebagai berikut:
          a. Angka 1 merupakan angka awal yang terdapat di puncak.
          b. Simpan dua bilangan di bawahnya. Oleh karena angka awal dan akhir selalu angka 1, kedua
              bilangan tersebut adalah 1.
  c. Selanjutnya, jumlahkan bilangan yang berdampingan. Kemudian, simpan hasilnya di bagian
              tengah bawah kedua bilangan tersebut.
  d. Proses ini dilakukan terus sampai batas susunan bilangan yang diminta.
Pola segitiga Pascal merupakan pola 2n dengan n bilangan bulat. Suku berikutnya dapat dicari
        dari hasil kali 2 dengan suku sebelumnya.
Rumus mencari jumlah baris ke-n adalah 2n – 1
Gambar pola bilangan segitiga pascal adalah sebagai berikut

Hasil gambar untuk pola bilangan segitiga pascal

S1 = 1 diperoleh dari S1 = 1 = 20
S2 = 2 diperoleh dari S2 = 1 + 1 = 2 = 21
S3 = 4 diperoleh dari S3 = 1 + 2 + 1 = 4 = 22
S4 = 8 diperoleh dari S4 = 1 + 3 + 3 + 1 = 8 = 23
S5 = 16 diperoleh dari S5 = 1 + 4 + 6 + 4 + 1 = 16 = 24
Jadi, dapat disimpulkan bahwa rumus mencari jumlah suku ke-n adalah Sn = 2n-1.

9. Pola bilangan Fibonacci
Pola bilangan fibanocci adalah pola bilangan dimana jumlah bilangan setelahnya merupakan
        hasil dari penjumlahan dari dua bilangan sebelumnya.
Pola bilangan Fibonacci adalah 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, ..., ...        
        U1 = 0 + 1 = 1
        U2 = 1 + 1 = 2
        U3 = 1 + 2 = 3
        Un = penjumlahan dua bilangan didepannya     
Rumus mencari suku ke-n adalah Un = Un – 1 + Un - 2
Gambar pola bilangan persegi panjang adalah sebagai berikut
Hasil gambar untuk pola bilangan fibonacci