Bukan siapa-siapa

Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts

5 perbedaan Pemilu 2019 dengan Pemilu 2014? Sudah kenali calonmu?

Hasil gambar untuk pesta demokrasi 2019

Pemilu (Pemilihan Umum) diadakan tiap lima tahun sekali. Pesta demokrasi ini mengundang banyak perhatian dari berbagai pihak, rata-rata percakapan di warung kopi, kedai bakso, sekolah, kantor, bahkan dapur sekalipun tidak luput dari PEMILU. Pasalnya, Pemilu tahun 2019 ini kita tidak hanya memilih presiden dan wakil presiden saja, akan tetapi pemilu kali ini akan berbeda dari pemilu sebelumnya.

Lalu apa yang beda dari Pemilu 2019 ini? Sudahkah kamu mengenali pilihanmu?

Ada 5 hal yang berbeda dari pemilu sebelumnya, yaitu:
1. Pemilu kali ini benar-benar merupakan pesta demokrasi, karena ini pertama kalinya kita akan memilih presiden dan wakil presiden sekaligus memilih anggota legislatif, yang mencakup lembaga legislatif adalah MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) yang berwenang dalam menyusun atau mengubah Undang-Undang Dasar dan melantik dan memberhentikan presiden. (Keren kan peranan MPR?). MPR itu terdiri dari DPD (Dewan Perwakilan Daerah) dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). Jadi, Pemilu kali ini kita gak cuma milih presiden aja, tapi sekaligus anggota legislatifnya.

2. Partai baru yang bermunculan ibarat jamur.
Parta-partai baru tersebut adalah PSI (Partai Solidaritas Indonesia), Perindo (Partai persatuan Indonesia), Partai Berkarya dan Partai Garuda (Gerakan Perubahan Indonesia).

3. Daerah pemilihan yang bertambah
Ada 17 daerah otonomi baru yaitu: Provinsi Sulawesi Tengah di Kabupaten Banggai Laut dan Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara di Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Muna Barat, Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten Buton Selatan, dan Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Barat di Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Maluku Utara di Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Papua Barat di Kabupaten Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak.
Selanjutnya, Provinsi Sumatra Selatan di Kabupaten Penukal Abab Lematan Ilir (Pali) dan Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Lampung di Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Pangandaran, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kabupaten Malaka, dan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di Kabupaten Mahakam Ulu.
Sehingga KPU menetapkan penambahan jumlah kursi untuk anggota DPR RI, DPRD provinsi, DPRD Kabupaten/kota untuk pemilu april 2019 nanti. 
Pada tahun 2014 ada 77 dapil, sedangkan pada tahun 2019 ini ada 80 dapil. Hal ini terjadi karena penambahan kursi untuk DPR RI 560 menjadi 575. 

Kemudian penambahan DPRD provinsi bertambah 95 kursi, dengan penambahan 13 dapil yang sebelumnya 259 menjadi 272 dapil sehingga jumlah kursi untuk anggota DPRD provinsi ini bertambah dari 2114 menjadi 2207. 
Selanjutnya, untuk anggota DPRD Kabupaten/Kota juga bertambah 16.895 menjadi 17.610.

4. Batas Minimal Suara Partai (Parliamentary Treshold) naik dari 3,5% pada tahun 2014 menjadi 4% pada tahun 2019 ini.

Aturan ini sesuai dengan UU No 7 Tahun 2017 Pasal 414 dan 415 tentang Pemilahan Umum. Berikut ini isi pasal tersebut.  
Pasal 414

(1) Partai Politik Peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara paling sedikit 4%(empat persen) dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR

(2)Seluruh Partai Politik Peserta Pemilu diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten/Kota. 

Pasal 415

(1) Partai Politik Peserta Pemilu yang tidak memenuhi ambang batas perolehan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 414 ayat (l) tidak disertakan pada penghitungan perolehan kursi DPR di setiap daerah pemilihan

5. Metode Perhitungan Kursi
Pelaksanaan Pemilu 2019 ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika Pemilu 2014 memakai metode BPP (Bilangan Pembagi Pemilih) dalam menentukan jumlah kursi, maka pemilu kali ini akan menggunakan teknik Sainte Lague untuk menghitung suara. Metode ini diperkenalkan oleh seorang matematikawan asal Perancis bernama Andre Sainte Lague pada tahun 1910. Sementara di Indonesia regulasi ini disahkan pada 21 Juli di DPR RI dengan menggabungkan tiga undang-undang pemilu, yakni UU 8 2012 tentang Pemilu Legislatif, UU 15/2011 tentang Penyelenggara Pemilu dan UU 42/2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Berikut cara menghitung apabila dalam satu daerah pemilihan (dapil) tersedia 6 kursi.

1. Partai A mendapat total 24.000 suara
2. Partai B mendapat 15.000 suara
3. Partai C mendapat 9.000 suara
4. Partai D mendapat 5.000 suara

A. Cara Menentukan Kursi Pertama Untuk menentukan kursi pertama, maka masing-masing partai akan dibagi dengan angka 1. 

1. Partai A 24.000/1 = 24.000
2. Partai B 15.000/1 = 15.000
3. Partai C 9.000/1 = 9.000
4. Partai D 5.000//1 = 5.000

Dengan hasil pembagian itu, maka yang mendapatkan kursi pertama di dapil tersebut adalah Partai A dengan jumlah 24.000 suara.

B. Cara Menentukan Kursi Kedua Berhubung Partai A sudah menang pada pembagian 1, maka untuk selanjutnya Partai A akan dihitung dengan pembagian angka 3. Sementara Partai B, C dan D tetap dibagi angka 1.

1. Partai A 24.000/3 = 8.000
2. Partai B 15.000/1 = 15.000
3. Partai C 9.000/1 = 9.000
4. Partai D 5.000//1 = 5.000

Maka yang mendapatkan kursi kedua adalah Partai B dengan perolehan 15.000 suara.

C. Cara Menentukan Kursi Ketiga Untuk menentukan kursi ketiga, maka Partai A dan Partai B akan dibagi dengan angka 3. Sementara Partai C dan D akan dibagi dengan angka 1.

1. Partai A 24.000/3 = 8.000
2. Partai B 15.000/3 = 5.000
3. Partai C 9.000/1 = 9.000
4. Partai D 5.000//1 = 5.000

Maka yang mendapatkan kursi ketiga adalah partai C dengan perolehan 9.000 suara.

D. Cara Menentukan Kursi Keempat Untuk menentukan kursi keempat, maka Partai A, Partai B dan Partai C akan masing-masing dibagi dengan angka 3, sementara Partai D akan tetap dibagi 1. 

1. Partai A 24.000/3 = 8.000
2. Partai B 15.000/3 = 5.000
3. Partai C 9.000/3 = 3.000
4. Partai D 5.000//1 = 5.000

Maka yang mendapatkan kursi keempat adalah Partai A dengan perolehan 8.000 suara.

E. Cara Menentukan Kursi Kelima Berhubung Partai A sudah mendapatkan dua kursi, yakni kursi pertama dan kursi keempat, maka selanjutnya Partai A akan dibagi dengan angka 5. Sementara Partai B, Partai C dan Partai D dibagi dengan masing-masing angka 3. 

1. Partai A 24.000/5 = 4.800
2. Partai B 15.000/3 = 5.000
3. Partai C 9.000/3 = 3.000
4. Partai D 5.000//3 = 1.666

Dengan demikian maka yang mendapatkan kursi kelima adalah Partai B dengan perolehan 5.000 suara.

F. Cara Menentukan Kursi Kelima Berhubung Partai A dan Partai B masing-masing sudah mendapatkan dua kursi, maka kedua partai tersebut akan dibagi 5. Sementara Partai C dan Partai D masih tetap dibagi 3. 

1. Partai A 24.000/5 = 4.800
2. Partai B 15.000/5 = 3.000
3. Partai C 9.000/3 = 3.000
4. Partai D 5.000//3 = 1.666

Dengan demikian, maka yang mendapatkan kursi kelima adalah Partai A dengan perolehan 4.800 suara. (Baca selengkapnya di Tirto.id dengan judul "Mengenal Metode Sainte Lague untuk Penghitungan Suara di Pileg 2019", https://tirto.id/mengenal-metode-sainte-lague-untuk-penghitungan-suara-di-pileg-2019-cSN1.)

Gimana? Ribet banget kan?
Yasudah, gak apa-apa kalau gak ngerti, yang penting kamu tau aja dulu, “oh ternyata begitu caranya”, “oh, ternyata itu bedanya”.
Oke, demikian 5 perbedaan Pemilu 2019 dengan Pemilu 2014 lalu, tetaplah jadi rakyat yang cerdas yang tidak mudah termakan hoax, pintar-pintar memilah informasi.
Terimakasih sudah berkunjung dan membaca artikel ini J

Siklus Pendidikan Karakter di Indonesia



Setujukah anda jika saya mengatakan bahwa karakter siswa terbentuk karena pengaruh dari karakter guru baik ketika di sekolah dan di luar sekolah? Dewasa ini tidak sulit menemukan sosok guru yang menginspirasi. Karena guru adalah sosok yang menjadi panutan untuk siswa, masyarakat bahkan sesama guru. Hanya saja, menginspirasi yang dimaksud bukan saja berbicara mengenai prestasi-prestasi baik yang dipeoleh oleh guru, akan tetapi prestasi-prestasi buruk juga ikut mendampingi siswa dalam membentuk karakter dan moral. Sehingga muncul banyak istilah penyakit untuk guru seperti guru kudis (kurang disiplin), terserang kuman (kurang amanah dan kurang iman), asma (asal masuk kelas) dan penyakit-penyakit lainnya yang berdampak pada karakter siswa.

Saat dalam pendidikan formal, lingkungan sekolah memiliki pengaruh besar pada karakter siswa. Apabila karakter lingkungan baik maka karakter siswa juga akan baik. Namun jika karakter lingkungan sekolah buruk maka karakter siswa juga akan ikut memburuk. Kalau sudah demikian siapakah yang akan disalahkan? Keluarga dan masyarakat akan memandang dunia pendidikan tidak memiliki efek yang baik untuk membentuk karakter anaknya. Jika siswa berada dalam masyarakat maka lingkungannya juga akan berubah. Pengaruh lingkungan sekolah akan berdampak ketika siswa berada dalam masyarakat, karena semua tindakan orang yang menjalani pendidikan menjadi sorotan masyarakat. Masyarakat memiliki pandangan lebih terhadap orang yang berpendidikan. Semua tindak-tanduknya dinilai dan diikuti oleh masyarakat.

Akan tetapi kita tidak bisa menyalahkan guru dan lingkungan sekolah seutuhnya. Karena pendidikan yang paling utama adalah ketika anak dididik dalam keluarga, yang dikenal dengan istilah pendidikan informal. Pada fase inilah semua pendidikan dimulai, seperti menanamkan karakter jujur, disiplin, bertanggung jawab, religius, percaya diri dan sebagainya. Pada fase ini orangtua dan keluarga bertanggung jawab dan berperan aktif untuk mendidik. Untuk mampu mendidik dan menanamkan karakter anak dengan baik, maka orangtua dan keluarga juga harus memiliki karakter-karakter tersebut. Orangtua tidak hanya menanamkan dan menyampaikan teori kepada anak, akan tetapi anak dan orangtua bersama-sama melaksanakan teori tersebut agar dapat menanamkan karakter-karakter yang baik pada diri anak. Sehingga anak akan lebih siap mental dan karakternya jika mereka sudah berada dalam masyarakat dan dunia pendidikan.

Anak-anak adalah peniru yang baik, semua yang dilakukannya adalah hasil dari meniru perilaku orang-orang terdekatnya. Jika sudah demikian, jangan heran mengapa anak-anak memiliki perilaku yang buruk seperti mencuri, berbicara kasar, tidak hormat kepada orang yang lebih tua, tidak saling menyayangi, dan perbuatan negatif lainnya. Hal itu terjadi karena orang-orang disekelilingnya melakukan perbuatan-perbuatan tersebut dan membenarkan perbuatan negatif tersebut.

Hal ini juga berlaku untuk semua pemerintah yang memerintah negeri ini. Pemerintah juga memiliki peran besar dan tidak bisa diabaikan dalam membentuk karakter anak bangsa. Misalnya dalam dunia pendidikan, hiburan, media, dan sebagainya, hendaklah selalu berada dalam koridor yang positif yang dapat membantu menunjang pembentukan karakter yang baik pada anak-anak bangsa. Terutama pada zaman milenial ini yang semua akses berita dan informasi bisa didapatkan dengan mudah. Pemerintah memiliki PR terbesar untuk selalu dapat menayangkan berita dan informasi yang tepat dan akurat, serta mengedukasi.

Kemajuan teknologi tidak bisa dijadikan alasan bobroknya karakter anak bangsa. Seharusnya kemajuan teknologi merupakan salah satu cara untuk menunjang terbentuknya karakter kreatif, inovatif, rasa ingin tahu, komunikatif serta karakter positif lainnya yang dapat memajukan bangsa dan memajukan pemikiran primitif masyarakat tentang teknologi agar tidak ada lagi masyarakat yang ketinggalan dalam berbagai informasi dan menjadikan masyarakat lebih intelek.


Jadi untuk membentuk, menanamkan, dan membangun karakter yang baik terhadap orang lain maka dimulailah dari diri sendiri. Ketika kita menginginkan anak, siswa dan tetangga kita memiliki karakter yang baik, maka mulailah dengan memperbaiki karakter diri sendiri. Karena untuk menanamkan karakter pada seseorang merupakan suatu siklus yang sangat panjang dan hebat. Jika satu siklus saja terputus maka siklus yang lain akan terputus atau siklus yang terputus tersebut akan tergantikan dengan siklus lainnya. Apabila siklus tersebut telah tergantikan maka akan sulit mengembalikannya kembali, sehingga akan berakibat pada hasil akhir yang diinginkan, yaitu menanamkan dan membentuk karakter-karakter baik pada diri anak bangsa. Maka jadilah contoh yang baik untuk orang lain. 

Be High Quality Jomblo

Hasil gambar untuk be high quality jomblo

Be High Quality Jomblo

Menjadi jomblo bukanlah sesuatu yang hina. Boleh jadi dia hina di mata manusia, tapi tidak di mata Allah. Asalkan niatnya baik, tulus dan ikhlas hanya untuk Allah semata.

Rhoma Irama mengatakan  di dalam lagunya
“biasanya para remaja
berpikirnya sekali saja
tanpa menghiraukan akibatnya
wahai kawan para remaja
waspadalah dalam melangkah
agar tidak menyesal akhirnya”

Mari kita pahami makna dari lagu tersebut. Masa muda atau masa remaja merupakan masa yang masih sangat labil. Rasa ingin diakui menjadi sangat kuat. Sehingga banyak remaja yang merasa tertantang dengan kehidupan barunya dan gegabah dalam mengambil keputusan.

Jika teman-temannya berpacaran, maka dia juga harus punya pacar. Takut, kalau tak punya pacar tak lagi kelihatan keren. Padahal remaja tanpa pacaran adalah remaja yang paling keren dan istimewa. Mengapa demikian? Karena remaja yang tanpa pacaran lebih produktif, kreatif dan inovatif.

Banyak hal yang seharusnya remaja mampu lakukan, tetapi faktanya tak ada satu pun yang bisa dilakukannya. Lagi-lagi karena pacar. Mengapa semua harus karena pacar? Karena kenyataannya, orang pacaran lebih mudah emosi, lebih cemburuan, sang pacar ga ngasih kabar sehari aja udah ngambek…

Oleh karena itu orang yang berpacaran lebih tidak berkembang dibandingkan dengan mereka yang masih jomblo dan single. Orang yang jomblo juga lebih cerdas dalam menata masalah hati. Mereka tak terbuai dengan kisah yang dibisikkan oleh Syaithan dan Iblis. Mereka teguh akan pendiriannya agar tetap berjalan dijalanNya. Karena berada dijalanNya adalah lebih mulia dibandingkan dengan menyimpang dari jalanNya.

Kendatipun dia memiliki perasaan cinta, dia lebih baik diam dan memendamnya dan membiarkannya berlalu, hingga Sang Pemilik Kasih yang akan menentukannya.

Karena diam memuliakan kesucian diri dan hati sendiri dan orang yang dicintai. Sebab jika suatu cinta diungkapkan namun belum siap untuk mengikatnya dengan ikatan yang suci, bisa saja dalam interaksinya akan tergoda lalu terjerumus kedalam maksiat. Naudzubillah

Biarlah cinta dalam diam menjadi hal indah yang bersemayam di sudut hati dan menjadi rahasia antara hati sendiri dan Allah Sang Maha Penguasa Hati. Yakinlah, Allah Mahatahu para hamba yang menjaga hatinya. Allah juga telah mempersiapkan imbalan bagi para penjaga hati. Imbalan itu tak lain adalah hati yang terjaga.

Jadilah remaja yang kreatif dan tetap berjaya walau tanpa pacaran. Sukseskan diri sesukses mungkin, wujudkan cita-cita yang pernah kita ucapkan dan kita toreh dalam sebuah buku atau selembar kertas itu. Buktikan saja, jika kita memang mampu dan bisa sukses walau tanpa pacaran.

Jadi jangan takut jodoh tak akan datang bila kita tidak berpacaran. Dekatkan saja sang Pemilik Cinta, maka cinta manusia akan datang dengan sendirinya. Mari kita fokus untuk memperbaiki diri kita. Tak perlu kita risaukan masalah jodoh ini, semua telah diatur oleh-Nya. Karena Skenario Allah sangatlah indah.

Jangan sampai kita menjadi orang yang tahu, tapi tidak mau tahu. Kebanyakan dari kita memisahkan antara ilmu akhirat dengan kehidupan dunia yang menghanyutkan. Jangan sampai kita menjadi ummat yang memegang paham sekularisme, yang beranggapan bahwa ilmu agama hanya ada di masjid-masjid saja, tapi aplikasi dalam kehidupan sehari-harinya tidak ada. Jangan sampai kita memisahkan antara ajaran agama dengan aktivitas kita. Karena semua telah diaur oleh Allah.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Ilmu yang telah kita dapatkan, mulailah mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari, di mulai dari hal kecil, yaitu dari diri kita sendiri, kemudian kita memiliki hak dan kewajiban untuk menyampaikannya kepada orang lain.

Ingat, jangan pernah bermain-main dengan masalah hati. Mari kita jaga hati kita untuk seseorang yang juga telah menjaga hatinya untuk kita. Tak ada cinta yang lebih indah melainkan mencintai dalam diam, didekatkan dengan doa-doa dalam sujud panjang.


Karena jodoh kita adalah cerminan dari diri kita..

So, pembahasan yang sangat berat ya? Ini tulisan beberapa tahun yang lalu, hanya tersimpan di folder document dengan rapi tapi sedikit berdebu. Istilahnya, dibuang sayang lah untuk tulisan ini. Meskipun tulisan lama semoga tetap bermanfaat.

Old but Gold lah ya wkwk

Review Artikel Model Pendidikan Karakter dalam Masyarakat Jepang

Review Artikel Model Pendidikan Karakter dalam Masyarakat Jepang
Reviewer: Renni Yusdardilla Putri 

Judul Artikel                         : Model Pendidikan Karakter dalam Masyarakat Jepang
Nama Penulis                         : Budi Mulyadi
Jumlah Halaman                   : 12 halaman
Tulisan ini berisi hasil review saya terhadap artikel “Model Pendidikan Karakter dalam Masyarakat Jepang”, yang ditulis oleh Budi Mulyadi (2014). Tujuan review ini adalah untuk mengeksplorasi dan mereview bagaimana model pendidikan karakter dalam masyarakat Jepang.

Mulyadi (2014) mengatakan yang paling menentukan keberhasilan pembentukan karakter masyarakat Jepang dalam lembaga pendidikan formal adalah ada pada implementasinya dalam kehidupan nyata para siswa, di mana pendidikan moral tidak hanya sebatas teori yang diajarkan seperti di Indonesia, tetapi Jepang lebih mengutamakan realisasi dari pengajaran moral tersebut dalam kehidupan sehari-hari (paragraf 2, halaman 73). Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa pendidikan moral di Jepang banyak diajarkan dalam bentuk praktek langsung, seperti tata cara menyebrang jalan, adab di dalam kereta, dan sebagainya yang kesemuanya dilakukan langsung bersama guru dan siswa.
Jepang terkenal dengan kedisiplinan dan tanggung jawab yang tinggi, hal tersebut terjadi karena siswa diajarkan untuk selalu datang ke sekolah sepuluh menit sebelum sekolah dimulai dan siswa wajib mengumpulkan tugas tepat waktu. Mulyadi juga menyatakan bahwa pendidikan karakter di Jepang juga diajarkan melalui metode learning by doing. Seperti makan siang bersama, bekerja sama dengan teman, mengucap salam, aktivitas motorik, dan berani tampil di depan kelas. Hal tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sistem pendidikan yang ada di Indonesia, namun yang membedakan hanyalah pada pengimplementasiannya.

Jika kita menonton drama atau film yang diproduksi oleh Jepang, maka kita bisa melihat siswa tidak ada yang diantarkan oleh orangtuanya langsung ke depan gerbang sekolah. Ternyata itu merupakan salah satu cara mengajarkan tentang team work dan kepemimpinan. Siswa SD di Jepang diharuskan berjalan kaki dan berkumpul di pos masing-masing tiap-tiap wilayah secara berkelompok, semua anggota kelompok berkumpul dan masuk ke sekolah jika anggota kelompok tersebut sudah lengkap, jadi tidak ada siswa yang berjalan sendirian, meskipun dalam cuaca dingin sekalipun siswa-siswa tersebut tetap melakukannya.
Hal tersebut membuktikan bagaimana bangsa Jepang sangat memahami bahwa pendidikan memegang peranan yang sangat penting pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, sehingga pendidikan karakter ditanamkan sedari dini.
Secara umum, tulisan Mulyadi sangat mampu memberikan pengetahuan baru tentang bagaimana model pendidikan karakter dalam masyarakat Jepang. Agar bisa lebih memberikan deskripsi yang mendalam, saya merekomendasikan untuk membaca dan menelaah artikel tersebut sehingga pemahaman tentang pendidikan karakter semakin baik, dan juga bisa menjadi salah satu referensi untuk membentuk, menanam dan membangun karakter anak Indonesia.


Tidak Ada Ide Adalah Sebuah Ide


Tidak ada ide adalah sebuah ide
Jujur saja tema ini aku dapatkan ketika aku tidur dan bermimpi, ketika bangun aku langsung menuliskan ide ini. Dalam mimpi, aku yang backgroundnya adalah pendidikan, menjadi seorang guru disebuah sekolah yang tidak asing lagi bagiku, tapi ketika dalam mimpi semuanya kadang tampak tidak rasional, tidak seperti kehidupan nyata. Ketika aku mengajar di sekolah (sekolahnya adalah perpaduan antara sekolahku ketika SMA dan siswanya adalah siswa ditempatku magang dulu, kombinasi yang luar biasa) sebagai guru aku dituntut untuk membuat sebuah tulisan dan review tentang pembelajaran yang akan berlangsung. 

Hari pertama lancar-lancar saja, aku mampu membuat 2 tulisan yang menarik, dan masalah muncul dihari kedua, karena pada hari kedua aku diharuskan membuat 3 tulisan, sesuai dengan jumlah aku harus mengajar dalam 1 hari. Jadi jika aku mengajar dalam 1 hari sebanyak 2 kali, maka tulisannya ada 2, karena keesokannya aku mengajar 3 kali aku harus membuat tulisan sebanyak 3 buah (sekarang aku paham, dikehidupan nyata ternyata tulisan ini adalah seperangkat RPP -rencana pelaksanaan pembelajaran- yang wajib ada sebelum guru mengajar). 

Di hari kedua, aku baru menyelesaikan 2 tulisan untuk pertemuan ke 1 dan 2, namun aku mendadak tidak punya ide untuk membuat tulisan ketiga, sedangkan pertemuan ke 2 dan ke 3 tidak ada jeda, begitu selesai kelas pertemuan ke 2 aku langsung masuk ke pertemuan ke 3. Aku uring-uringan, galau, waktu semakin dekat sedangkan aku belum juga punya ide sedikitpun untuk membuat tulisan.

Lalu aku mengatakan pada nenekku bahwa aku tdk punya ide (ada nenek dalam mimpi, mungkin aku rindu). Berkali-kali ku katakan bahwa aku tidak punya ide. Aku terdiam, dan mengulang-ulang kata tidak ada ide dan sebuah ide. Sehingga terciptalah gagasan baru didalam mimpi bahwa tidak ada ide adalah sebuah ide.

Yap benar, tidak ada ide adalah sebuah ide bagus untuk membuat sebuah tulisan. Mengapa kita tidak mendapatkan ide, penyebab kita tidak mendapatkan ide, dan solusi mudah mendapatkan ide, bisa kita jadikan sebuah tulisan. Dan langkah terakhir adalah dengan mengembangkan kerangka-kerangka tersebut.

Berhubung kita sedang berbicara tentang ide, yuks kita bahas sekalian kenapa kita tidak atau sulit mendapatkan ide.
Ide adalah sebuah rencana atau gagasan dalam pikiran kita.
Mengapa kita sulit mendapatkan ide? Karena kita tidak peka. Seperti tulisan saya sebelumnya tentang "PEKA, salah satu cara mendapatkan inspirasi", bahwa kita kurang peka. So sepele!
Tapi ternyata itu adalah salah satu biang masalah selain kita kurang membaca, kurang berlatih, kurang pengalaman, kurang main, kurang piknik, kurang makan, dan kekurangan-kekurangan lainnya. 

Karena kita sudah mendapatkan penyebabnya, kita langsung bisa menemukan solusinya, yaitu dengan menjadi pribadi yg lebih peka, ketika sudah menemukan ide tulislah idenya pada kertas/buku, di hp atau dimana saja yang mudah kamu akses kembali nanti. For example, tulisan ini muncul karena kepekaan penulis terhadap mimpi yang dialami, lalu ketika bangun ide ini langsung ditulis seadanya di tablet. Sehingga ide yang muncul ini tidak sia-sia dan bisa dikembangkan menjadi sebuah tulisan. 

Selain itu, berlatih adalah hal yang sangat penting, karena tanpa berlatih kita tidak akan terbiasa dan akan mengalami kesulitan.
Nah begitulah ceritanya kenapa tulisan ini bisa muncul. Kalau begitu, saya akan menantang teman-teman semua seberapa peka kah kalian, nah dari tulisan saya ini, apakah teman-teman bisa membuat tulisan baru dengan ide yang sangat mudah dan kata-katanya terinspirasi dari tulisan hari ini atau tulisan-tulisan lainnya dr blog ini? Kalau ada koment di bawah ya, kita akan berbagi kepekaan.
Akhirul kalam, happy reading guys, enjoy it!
Kalau begitu selamat membaca dan selamat hari minggu, enjoooyyy 😊